Upaya Mengatasi Perilaku Tantrum pada Anak

- oleh Fransisca Vita Febriana

Artikel oleh TIM Penyuluhan Kesehatan STIKES PANTI KOSALA

 

Tantrum pada anak merupakan perilaku yang mengganggu dimana anak tidak mampu mengontrol emosi atau merupakan ledakan emosional yang terjadi sebagai respons dari keinginan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi. Perilaku tantrum yang ditunjukkan anak diantaranya mengamuk, menghentakkan kaki, menjerit, menggigit, memukul, menendang, melemparkan barang, berteriak, meninju dan membanting pintu. Pada anak yang lebih besar bisa juga memaki, menyumpah, memukul kakak/adik atau temannya, mengkritik diri sendiri, memecahkan barang dengan sengaja, atau mengancam. Tantrum biasanya terjadi pada anak umur di 18 bulan – 4 tahun. Tantrum sering di temukan pada anak-anak yang terlampau dimanjakan/terlampau di lindungi, sebagai upaya untuk mencari perhatian, tetapi bisa juga merupakan suatu hasil meniru dari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Orang tua harus mengetahui bagaimana cara menangani tantrum jika hal itu terjadi dan bagaimana cara mencegahnya. Cara yang dapat di lakukan oleh orang tua untuk mengontrol tantrum meliputi :

  1. Orang tua tetap tenag dan memegang kendali. Jika orang tua marah hanya akan membuat anak tambah bingung dan frustasi.
  2. Menenangkan anak.
  3. Menunggu sampai tantrumnya hilang, lalu diskusikan dengan anak bagaimana cara dia mengendalikan rasa marah dan frustasi. Jangan mencoba bicara pada anak tentang kelakuannya ketika dia marah dan jangan mengancam dengan hukuman.

Sedangkan tindakan yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah munculnya perilaku tantrum pada anak meliputi :

  1. Menjelaskan apa yang bisa anak lakukan dan jangan mengharapkan sesuatu yang sempurna dari anak.
  2. Membantu anak untuk mencegah frustasi dengan membicarakannya terlebih dahulu sebelum hal ini terjadi dan menghindari situasi yang membuat anak frustasi.
  3. Membiarkan anak mengetahui aturan yang telah di sepakati.
  4. Mendorong anak untuk menggunakan kata dalam mengungkapkan perasaannya.
  5. Membantu agar anak dapat menerima kekecewaan yang kecil tanpa berteriak, menangis, atau tindakan lain yang destruktif.