Bagaimana Penderita Hipertensi Tetap Aman Selama Pandemi Covid-19

- oleh Fransisca Vita Febriana

Artikel oleh TIM Penyuluhan Kesehatan STIKES PANTI KOSALA

 

Pandemi Covid-19 sejak muncul pertama kali di akhir 2019 sampai sekarang hampir satu setengah tahun, belum menunjukkan kondisi menurun atau mereda. Bahkan di beberapa negara menunjukkan badai serangan kedua, ketiga dan seterusnya dengan kasus yang lebih kompleks. Orang dengan penyakit penyerta (komorbid) adalah salah satu kelompok masyarakat yang sangat rentan terpapar virus corona. Oleh sebab itu, para penderita penyakit penyerta ini kiranya perlu ekstra waspada karena jika terkonfirmasi Covid-19 berpotensi besar mengalami perburukan klinias sehingga meningkatkan risiko kematian.

Darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu penyakit penyerta Covid-19 yang paling banyak ditemukan pada pasien positif Covid-19.  Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pernah melaporkan, bahwa berdasarkan data yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per tanggal 13 Oktober 2020, dari total kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19, sebanyak 1.488 pasien tercatat memiliki penyakit penyerta. Dari jumlah tersebut, 50,5% di antaranya mengidap penyakit hipertensi, kemudian diabetes 34,5%, dan penyakit jantung 19,6%. Sementara dari jumlah 1.488 kasus pasien meninggal, diketahui 13,2% di antaranya dengan hipertensi, 11,6% dengan diabetes, dan 7,7% dengan penyakit jantung. Berdasarkan laporan penelitian yang diterbitkan dalam European Heart Journal pada 2020, orang yang menderita hipertensi bahkan disebut dua kali lipat lebih berisiko meninggal dunia akibat Covid-19. Mengingat bahayanya, penting kiranya bagi siapa saja untuk dapat mewaspadai tekanan darah tinggi. Adapun yang sudah mempunyai riwayat penyakit hipertensi, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Mengelola dan menjaga diri dari terpapar atau tertular Covid-19 seperti memakai masker jika keluar rumah, menghindari kerumunan (menjaga jarak sosial), sering mencuci tangan dengan air sabun di air mengalir, dan hindari menyentuh wajah terutama mulut, hidung dan mata.
  2. hindari stres dan selalu berupaya dan mencoba rileks sebanyak dan sesering mungkin, karena stres biasanya mendorong kambuhnya hipertensi. Sering lakukan latihan relaksasi, atau berbaring santai dan mendengarkan musik.
  3. Hindari mendengarkan atau bahkan memikirkan berita-berita yang belum tentu kebenarannya.
  4. Isi kegiatan di rumah yang menimbulkan rasa rileks, misalnya dengan olahraga ringan di sekitar rumah, berkebun, dan lakukan hobi yang dapat dilakukan di rumah dan lingkungan rumah.
  5. Lakukan pengelolaan hipertensi dengan menjaga pola makan yang sehat (kurangi lemak dan garam), tingkatkan asupan sayur dan buah).
  6. Tetap lanjutkan terapi obat yang diberikan oleh dokter, tetap yakin dengan manfaat obat, termasuk obat ACE Inhibitor, karena penelitian menyatakan relatif tetap aman untuk diberikan pada masa pandemi Covid-19 (PERKI, 2020)
  7. Kontrol tekanan darah di rumah, jika tidak ada keluhan yang berarti tidak perlu berkunjung ke klinik atau rumah sakit.

 

 

Sumber :

https://www.geriatri.id/artikel/474/tips-bagi-penderita-hipertensi-selama-pandemi-covid-19

https://www.kemkes.go.id/article/print/20101400002/13-2-persen-pasien-covid-19-yang-meninggal-memiliki-penyakit-hipertensi.html

PERKI. (2020). Panduan Diagnosis Dan Tatalaksana Penyakit Kardiovaskular Pada Pandemi Covid-19. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 4(1), 64–75.